Ke-uwu-an Pernikahan

Bismillah...
melihat fenomena yang ada dilingkungan sekitar entah mengapa aku tertarik untuk mengulik topik ini. tidak seperti postingan saya terdahulu yang membahas pernikahan dari segi buku referensi dan pandangan dari islam, kali ini aku pengen cuap-cuap yang menurutku pribadi. so, sorry kalo pendapatku nanti tidak sesuai dengam pedapat kalian. cause bagiku terpenjara sesungguhnya adalah ketika kita tidak bisa mengeluarkan isi kepala kita dalam bentuk pendapat atau tulisan, dan mengekplore kemampuan diri dan alam.

ada 2 tipe manusia jaman now yang bisa kita lihat disekitar kitayang dapat saya simpulkan
1. halu, baperan or apapun itu menurutmu
2. realistis
kenapa aku bisa mengatakan seperti ini? 
baiklah akan aku jelaskan,
pertama aku akan bahas manusia tipe halu, kalo dilihat lebih dekat mungkin sebagian diriaku termasuk dari tipe ini. tipe ini terdiri yang kalo liat apa-apa pengen, liat apa-apa baper. dalam melakukan suatu hal masih setengah-setengah. ya, aku ngga mau muna untuk menyangkal kalo aku bukan dari tipe ini.
kedua merupakan tipe manusia yang berpikir mendahulukan logika, merealistiskan keadaan dengan banyak hal pilihan dalam hidupnya. perlu banyak pertimbangan dalam memutuskan sesuatu hal, ngga gampang baperan, hidup lebih terarah.

dari kedua tipe tersebut mari kita mau ke topik pembahasan yaitu tuntunan agama, hijrah dan pernikahan
menurut agama hijrah sendiri berarti kita berpindah. berpindah menjadi pribadi yang lebih baik lagi,  kita sebagai manusia bukankah tempatnya salah dan khilaf. dan dari itu kita dituntun oleh agama untuk menjadi lebih baik lagi dengan tuntunan syariat islam. begitupun dengan pernikahan, banyak orang yang sudah umur untuk menikah, siap dan mampu secara  financial tapi mengapa belum juga menikah?
ada banyak faktor penyebabnya,
1. belum move on dari masa lalu, tidak mudah percaya pada oranglain. terlalu sering merasa tersakiti oleh lingkungan sekitar terutama keluarga terdekat.
    ada banyak ketakutan dan penyelasan yang terjadi dimasa lalu yang tnpa terasa membentuk pribadi yang takut-takut mengambil keputusan untuk beralih kejenjang pernikahan. 
misal mereka berasal dari keluarga yang broken home, 
broken disini begitu banyak artian orang tua yang bercerai, perselingkungan dalam keluarga, kekerasan dalam keluarga.
dari sana lah membentuk pribadi yang akan sulit untuk percaya pada oranglain, apalagi pernikahan yang ibaratnya kita siap hidup bersama dengan orang asing,sedangkan keluarga kita saja bisa saling menyakiti.but kadang gue suka mikir, what's it's me? wkwk
2. mejalin hubungan yang jalanin aja, pacaran yang ngga jelas arahnya kemana dan tidak serius menjalin hubungan
    topik ini menurutku begitu menarik apalagi kalo dilihat pada saat ini sedang marak sekali para akhi-akhi kw yang mendeakti para ukhty dengan motif ta'aruf tapi menjurus ke pacaran.
kalau bicara tentang contohnya aku pikir ngga perlu dijelaskan lagi kan sobat, karna terlalu banyak . maka dari itu kita sebagai kaum hawa /perempuan harus pinter-pinter memilih pergaulan yang menjurus kesana.
tanyakan kejelasan dari hubungan tersebut, kalo temen ya temen ngga usah baper-baper dan kalo emang komitmen serius tentukan hari pasti kamu siap untuk dilamar. dan menurutku jika da yang ngajak komitmen juga kita jangan langsung percaya kalau itu belum ada ikatan ijab sah.
dan disela penantian menuju ke ijab sah kita akan bertemu dengan  istilah "memantaskan diri" .
menurutmu apa itu memantaskan diri?
berubah menjadi orang lain? menjadi superman? atau hero?
tidak bukan, memantaskan diri juga bukan berarti kita akan kehilangan jati diri kita.

membahas tentang jati diri , apasih jati diri itu?
menurut KBBI , Jati diri merupakan keadaan atau ciri khusus sesesorang.
setiap orang punya jati diri nya sendiri, atau biasa kita sebut karakter, dan itu sudah  melekat dalam diri kita.

oke back to topik, memantaskan diri sendiri menurutku kaya lebih belajar untuk menjadi manusia yang lebih bertanggung jawab dengan segala hal yang sudah diambil / diputuskan dan bisa berubah menjadi manusia yang lebih toleran terhadap perbedaan, karna dalam pernikahan itu kita menggabungkan dua manusia menjadi satu. menggabungkan 2 kepala dengan pikiran dan prinsip hidup yang berbeda menjadi satu tujuan, dan menggabungkan dua keluarga dengan adat dan peraturan yang berbeda menjadi satu. 

jadi, yang bilang memantaskan diri itu merubah menjadi pribadi seperti yang pasangan lo inginkan itu menurut gue. Salah Besar! hey, sob siapa sih yang mau berubah menjadi diri orag lain, dikekang, dan kebebasannya dibatasi. kita ini manusia bebas pengen dihargai, dihormati dan dicintai apa adanya diri kita bukan menjadi orang lain pribadi yang kita sendiri ngga kenal apalagi robot yang hanya bisa nurut sama tuan nya.

Dalam islam pun kita sebagai wanita aku rasa kita diberi kebebasan dalam bergerak yang terpenting masih dalam syariatnya.



kpm

Comments

Popular posts from this blog

Review Buku " Hijrah itu Cinta" karya Abay Adhitya

{ EXPLORE } Pantai Pasir Putih Nusa Kambangan Cilacap

Hati